Sejarah Majapahit mulai digali pada akhir abad sembilan belas berkat usaha Dr. J.L.A Brandes yang menerbitkan serta menerjemahkan Serta Pararaton dalam VBG XLIX, 1896 dan pada permulaan abad dua puluh berkat usaha Prof. H. Kern dalam menerjemahkan Negarakertagama dalam BKI 58 sampai 69 yang kemudian dikumpulkan dalam H. Kern V.G VII dan VIII, 1917.
Teks dan terjemahan Negarakertagama diterbitkan kembali (dengan sekedar tambahan catatan dan perbaikan) oleh Prof. N.J Krom pada tahun 1919 di bawah judul Het Oudjavaansche Iofdicht Nagarakretagama van Prapanca (1365 AD). Pada tahun 1953 diusahakan terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia oleh Prof. Dr. Slametmulyana dengan judul Nagarakretagama, diperbaharui ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 1960, terjemahannya dalam bahasa Inggris oleh Dr. Th. Pigeaud dalam seri Java in the 14th century, A Cultural Study.
Naskah Nagarakretagama diketemukan di Puri Cakranegara di Pulau Lombok pada tahun 1894, seberkas dengan beberapa kakawin lainnya. Naskah itu segera diterbitkan oleh Dr. J.L.A Brandes dengan huruf Bali di bawah judul Nagarakretagama, Lofdicht van Prapanca op koning Rajasanagara, Hayam Wuruk van Majapahit, uitgegeven naar het eenige daarvan bekende handschrift aangetroffen in de puri te Tjakranegara op Lombok, VBG LIV, 1902. Naskah aslinya disimpan di Leiden sampai pertengahan tahun 1971 (ketika diserahkan oleh Ratu Juliana kepada Presiden Soeharto dalam kunjungan resminya ke Indonesia), dan saat ini disimpan di Jakarta.
Nagarakretagama memberitakan pelbagai perkara yang sangat diperlukan dalam rangka penulisan sejarah tentang Majapahit dalam abad ke empat belas, diantaranya tentang kehidupan sosial-politik, keagamaan, kebudayaan, adat-istiadat dan kesusasteraan.
Baca juga
NEGARAKERTAGAMA TELAH MENJADI MEMORI DUNIA